A. Masalah Kesehatan di Indonesia

Dewasa ini pada Indonesia masih ada beberapa perkara kesehatan penduduk yang masih perlu mendapat perhatian secara benar-benar-sungguh berdasarkan semua pihak diantaranya: kurang darah pada mak   hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama pada wilayah endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada grup mahasiswa, anak-anak usia sekolah, dan bagaimana mempertahankan dan menaikkan cakupan imunisasi. Konflik tadi harus ditangani secara benar-benar-benar-benar karena dampaknya akan menghipnotis kualitas bahan baku sumber daya insan Indonesia pada masa yang akan tiba.

Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam transisi kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan transisi konduite. Transisi kesehatan ini dalam dasarnya telah membentuk beban ganda (double burden) perkara kesehatan.

Masalah kesehatan tidak hanya ditandai menggunakan eksistensi penyakit, namun gangguan kesehatan yg ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual. Gangguan dalam lingkungan jua merupakan masalah kesehatan lantaran dapat menaruh gangguan kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit diperkirakan 15% sedangkan yang merasa sehat atau nir sakit adalah selebihnya atau 85%. Selama ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar  ditujukan pada mereka yg sakit. Sedangkan mereka yg berada di antara sehat & sakit nir poly menerima upaya kenaikan pangkat  . Untuk itu, pada penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian & biaya  sebanyak 85 % seharusnya diberikan pada 85% rakyat sehat yg perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan.

B. Paradigma Kesehatan di Indonesia

Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran insan terhadap fakta-keterangan yang diperoleh baik berdasarkan pengalaman ataupun menurut penelitian. Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka memasuki era reformasi buat Indonesia baru telah terjadi perubahan pola pikir dan konsep dasar strategis pembangunan kesehatan pada bentuk kerangka berpikir sehat. Sebelumnya pembangunan kesehatan cenderung memakai paradigma sakit menggunakan menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap warga  Indonesia.

Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam menangani masalah kesehatan di ketika yg lalu, memaksa kita buat melihat pulang prioritas dan penekanan acara dalam upaya menaikkan kesehatan penduduk yg akan menjadi pelaku utama dan mempertahankan transedental pembangunan. Indonesia menjadi sumber daya manusia sehat-produktif-kreatif, kita harus berfikir & agak tidak selaras dengan apa yang kita lakukan sekarang. Kita perlu re-orientasi pada strategi & pendekatan. Pembangunan penduduk yg sehat tidak sanggup dilakukan melalui pengobatan yang sedikit saja.

Perubahan kerangka berpikir & re-orientasi mendasar yang perlu dilakukan merupakan kerangka berpikir atau konsep yg semula menekankan dalam penyembuhan penyakit berupa pengobatan dan meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan kesehatan dari sebagian akbar rakyat yg belum jatuh sakit supaya bias lebih berkontribusi dalam pembangunan.

C. Konsep Baru Tentang Makna Sehat

Konsep sakit-sehat senantiasa berubah sejalan menggunakan pengalaman kita mengenai nilai, kiprah penghargaan dan pemahaman kita terhadap kesehatan. Dimulai dalam zaman keemasan Yunani bahwa sehat itu sebagai virtue, sesuatu yang dibanggakan sedang sakit sebagai sesuatu yang nir bermanfaat.

Filosofi yg berkembang pada saat ini adalah filosofi Cartesian yg berorientasi dalam kesehatan fisik semata-mata yang menyatakan bahwa seseorang diklaim sehat bila tidak ditemukan disfungsi indera tubuh. Mental & roh bukan urusan dokter-dokter melainkan urusan kepercayaan . Setelah ditemukan kuman penyebab penyakit batasan sehat pula berubah. Seseorang disebut sehat jika setelah diadakan pemeriksaan secara akurat tidak ditemukan penyebab penyakit. Tahun 5 puluhan lalu definisi sehat WHO mengalami perubahan misalnya yang tertera dalam UU kesehatan RI No. 23 tahun 1992 telah dimasukkan unsur hayati produktif sosial dan ekonomi.

Definisi terkini yg dianut pada beberapa negara maju seperti Kanada yg mengutamakan konsep sehat produktif. Sehat merupakan wahana atau indera untuk hayati sehari-hari secara produktif.

D. Paradigma Baru Kesehatan

Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna pada konsep sehat serta memiliki makna tersendiri bagi para pakar kesehatan rakyat di dunia tahun 1994 dipercaya sebagai tanda dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakat baru, lantaran  dari tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala nasional & internasional mengenai karakteristik, konsep dan metode buat menaikkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi warga .

Balonde (1974) dan diperkuat oleh Hendrik L. Blum (1974) pada tulisannya secara kentara menyampaikan bahwa “status kesehatan penduduk bukanlah hasil pelayanan medis semata-mata”. Akan tetapi faktor-faktor lain misalnya lingkungan, perilaku & genetika justru lebih memilih terhadap status kesehatan penduduk, dimana perubahan pemahaman dan pengetahuan mengenai determinan kesehatan tadi, tidak diikuti dengan perubahan kebijakan dalam upaya pelayanan kesehatan pada Indonesia, seperti membuat peraturan perundang-undangan yang krusial dalam Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 terutama yang berkaitan menggunakan upaya promotif & preventif sebagaimana tujuan acara kesehatan dalam GBHN.

E. Upaya Kesehatan di Indonesia

Program kesehatan yang mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dalam jangka panjang bisa menjadi bumerang terhadap acara kesehatan itu sendiri, maka untuk menyongsong PJP-II acara kesehatan yang dibutuhkan merupakan program kesehatan yg lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai contoh-model pembinaan kesehatan (Health Development Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yg diharapkan mampu menjawab tantangan sekaligus memenuhi PJP-II. Model ini menekankan dalam upaya kesehatan dan mempunyai ciri-karakteristik menjadi berikut :
  • Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas buat 20-25 tahun mendatang.
  • Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.
  • Melindungi rakyat luas berdasarkan pencemaran melalui upaya promotif-preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif.
  • Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
  • Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang nir sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
  • Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (mak   hamil), bayi, anak & juga melindungi masyarakat menurut pencemaran.
  • Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan rakyat terhadap pengaruh lingkungan tidak baik (melalui perubahan konduite)
  • Penggerakan peran dan masyarakat.
  • Penciptaan lingkungan yg memungkinkan masyarakat dapat hayati & bekerja secara sehat.
  • Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
  • Pengembangan kebijakan yg dapat memberi proteksi dalam kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok pada tempat umum).
  • Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yg sakit.
Upaya kesehatan seperti tersebut diatas nir lain adalah bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya pencegahan.