I’Jaz adalah salah satu bagian dari Al-Qur’an yang penting untuk dikaji. Seperti halnya asbabun nuzul, yang merupakan sebab Al-Qur’an diturunkan, maka I’Jaz Al-Qur’an merupakan keajaiban-keajaiban yang terjadi pada Al-Qur’an. Dengan demikian, pemahaman tentang I’Jaz Al-Qur’an perlu didalami.

Pengertian I’jaz Al-Qur’an

Kejadian luar biasa yang ada pada Al-Qur’an di luar nalar manusia merupakan arti I’Jaz Al-Qur’an. Pengakuan akan kerasulan Nabi Muhammad saw ditunjukkan salah satunya dengan I’Jaz Al-Qur’an yang memperlihatkan bahwa manusia begitu lemah dan tidak mampu menandingi kehebatan Al-Qur’an.

Sementara itu, I’jaz secara umum harus memenuhi lima syarat menurut pandangan para ulama sehingga bisa dikatakan sebagai sesuatu yang luar biasa. Lima syarat I’Jaz tersebut, yaitu:
  1. I’Jaz merupakan sesuatu yang datangnya dari Allah swt.
  2. I’Jaz adalah sesuatu yang di luar kebiasaan  umum dan tidak bertentangan dengan hukum islam.
  3. I’Jaz merupakan bukti kesaksian para Rasul dalam membawakan ajaran ketuhanan
  4. Kejadian I’Jaz bersamaan dengan pengakuan Rasul sebagai perlawanan bagi mereka yang menentang.
  5. Tidak seorang pun yang bisa menandingi I’Jaz tersebut. Seperti I’Jaz Al-Qur’an, dimana Nabi Muhammad saw mempersilahkan para penyair arab untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an.

Terkait dengan tantangan I’Jaz Al-Qur’an terhadapat mereka yang ingin membuat yang seurupa dengan Al-Qur’an, Menurut Manna Al-Qaththan terdapat tiga tahapan, yaitu:
  1. Tantangan yang sifatnya umum yaitu manusia dan jin dipersilahkan membuat tandingan Al-Qur’an. Hal tersebut dijelaskan dalam Qur’an surah Al-Isra’ ayat 88.
  2. Tantangan Al-Qur’an untuk membuat 10 surah. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 13.
  3. Tantangan untuk membuat satu surah. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 23.

Sementara itu, I’Jaz Al-Qur’an menurut Miftah Faridh dapat dilihat dari beberapa poin, yaitu:
  • Gaya bahasa Al-Qur’an yang begitu indah dan tidak tertandingi.
  • Isi Al-Qur’an tentang sejarah masa silam dan kejadian yang akan datang.
  • Al-Qur’an mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan.
  • Al-Qur’an merupakan petunjuk hidup bagi manusia.
  • Tidak terdapat kesalahan dalam Al-Qur’an.
  • Penerima Al-Qur’an adalah seorang Rasul Ummi, yaitu tidak dapat membaca dan menulis.
  • Isi Al-Qur’an terhindar dari pemalsuan.

Dengan demikian, jika mengacu pada beberapa penjelasan tersebut di atas, maka unsur I’Jaz atau kemukjizatan Al-Qur’an ada empat, yaitu:
  1. Terjadi pada seorang Nabi
  2. Terdapat tantangan terhadap mereka yang meragukannya.
  3. Tantangan tersebut tidak dapat menandingi mukjizat Al-Qur’an.
  4. Peristiwa tersebut di luar nalar manusia secara umum.

Aspek-Aspek I’jaz Al-Quran

Terdapat beberapa aspek I’Jaz Al-Qur’an yang dapat dipahami. Menurut Al-Baqalani, aspek I’Jaz Al-Qur’an dititik beratkan pada tiga hal, yaitu:
  1. Nabi Muhammad adalah orang yang ummi, artinya tidak dapat membaca dan menulis. Hal tersebut membuktikan bahwa Al-Qur’an bukan buatan Nabi Muhammad saw.
  2. Informasi Al-Qur’an tentang hal ghaib.
  3. Dalam Al-Qur’an tidak terdapat pertentangan karena memang bukan buatan manusia.
Sementara itu, terdapat 10 aspek I’Jaz Al-Qur’an yang dikemukakan oleh Imam Al-Qurtubi, yaitu:
  • Bahasa Al-Qur’an mengalahkan seluruh keindahan bahasa Arab.
  • Seluruh cabang bahasa Arab dikalahkan oleh Basaha Al-Qur’an.
  • Tidak ada yang mampu mengalahkan eksistensinya.
  • Hukum yang terkandung di dalamnya bersifat umum untuk seluruh manusia.
  • Menginformasikan hal-hal ghaib.
  • Informasi yang disampaikan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
  • Informasi pengetahuan dari Al-Qur’an lengkap.
  • Kebutuhan dasar manusia terpenuhi dengan I’Jaz Al-Qur’an.
  • Al-Qur’an memiliki efek luar biasa terhadap ketenangan batin manusia.
  • Kebenaran akan janji Al-Qur’an.

Contoh  I’jaz Al-Quran

Beberapa contoh I’Jaz Al-Qur’an yang dapat dijadikan sebagai penguat akan keluar biasaan Al-Qur’an dan tidak ada karya sastra apapun yang bisa menandinginya, yaitu sebagai berikut:

1. I’Jaz Al-Qur’an dari segi bahasa

Kemukjizatan Al-Qur’an dilihat dari segi bahasa dapat dilihat dari beberapa contoh berikut:

a. Keseimbangan kata

Keseimbangan kata dalam Al-Qur’an dapat dilihat pada kata “ Al-Hayy” yang artinya hidup, dan kata “ Al-Maut” yang berarti mati, yang disebutkan masing-masing 145 kali. Selain itu, kata “ Jahr” dan kata “ Al-Alaniya” yang berarti nyata, disebutkan masing-masing 16 kali. Kata “Al-Kafirun” dan “ An-Narlah Ahraq”, disebutkan sebanyak 145 kali. Sementara itu, kata “ Al-Salim” dan Kata “Al-Thayyibah”, disebutkan sebanyak 60 kali. Dalam bentuk tunggal, kata “Yaum” yang berarti hari, disebutkan sebanyak 365 kali yang sesuai dengan jumlah hari dalam setiap tahun. Sementara dalam bentuk musanna, disebutkan sebanyak 30 kali yang berarti sama dengan jumlah hari dalam setiap bulan. Terdapat pula kata “Syahr” yang artinya bulan, disebutkan sebanyak 12 kali yang artinya sama dengan jumlah bulan dalam setiap tahun. 

b. Huruf pembuka surah secara konsisten

Sebagai contoh, huruf “Mim” yang berulang sebanyak 133 kali yang jika dibagi 19, akan sesuai dengan jumlah huruf yang terdapat pada basmalah.

c. Keindahan pola kata dan susunannya

Hal tersebut dapat dilihat dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 179.
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa amal orang kafir seperti fatamorgana. Dengan konsep seperti itu, manusia akan mampu memahami secara aktual meskipun tidak menyebutkan secara langsung.

2. I’Jaz Al-Qur’an dari segi pemberitaan

Hal ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an surah ke 45. Ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum musyrikin akan dikalahkan. Kemudian pada tahun-tahunselanjutnya terjadi peristiwa Fathul Makkah yang menandakan penguasaan terhadap orang-orang musyrikin secara total.

3. I’Jaz Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan

Dalam Al-Qur’an, salah satu informasi penting yang diungkapkan adalah tentang reproduksi manusia. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern termasuk dalam ilmu biologi sebagai dasar perkembangan ilmu kedokteran.
Dalam Al-Qur’an surah At-Tin ayat 4 dijelaskan bahwa manusia merupakan mahluk dengan sebaik-baik bentuk. Selanjutnya, proses kejadian manusia dijelaskan dalam surah Al-Infitar ayat 7-8, bahwa manusia awalnya dari emrio selanjutnya terbentuk tubuh yang lengkap. Serta masih terdapat banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang proses kejadian manusia.

Itulah beberapa penjelasan tentang pengertian I’Jaz Al-Qur’an serta aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Dan juga beberapa contoh I’jaz Al-Qur’an sebagai penguat keimanan kita kepada Allah swt melalui kemukjizatan Al-Qur’an.