A. Pengertian CBSA
CBSA adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar tetapi kadarnya yang berbeda tergantung pada jenis kegiatanya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan tersebut diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti : mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan masalah, menyusun rencana, dan lain lain.
Pendekatan CBSA dinilai sebagai suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara mata kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap kegiatan menuntut siswa untuk terlibat secara langsung dan menuntut keterlibatan intelektual dan emocional siswa melalui proses asimilasi, dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk ketrampilan (motorik, kognitif, dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.
Pendekatan sistem pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran dan Logan mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
- Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil dan sasaran yang harus mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
- Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai tujuan.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh sejak titik awal sampai mencapai sasaran
- Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengetahui/menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha
Pendekatan CBSA dinilai sebagai suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emocional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara matra kognitif, motorik, afektif, dan psikomotorik.
B. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran CBSA
a. Kelebihan Pembelajaran CBSA
Beberapa kelebihan pembelajaran CBSA yang dikemikakan oleh T. Raka Joni bahwa:
- Ditunjukan melalui keberanian memberikan urung pendapat tanpa secara eksklusif diminta.
- Keterlibatan mental di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang telah berlangsung yang ditunjukan dengan peningkatan diri kepada tugas.
- Belajar dengan pengalaman langsung indikator dari CBSA.
- Kekayaan bentuk dan variasi alat kegiatan belajar mengajar.
- Kualitas interaksi antar siswa.
b. Kekurangan Pembelajaran CBSA
Beberapa kekurangan dari CBSA menurut Oemar Hamalik:
- Tidak menjamin dalam melaksanakan keputusan.
- Diskusi tak dapat diramalkan.
- Memasyarakatkan agar siswa memiliki keterampilan berdiskusi yang diperlukan secara aktif.
- Membentuk pengaturan fisik dan jadwal yang luwes.
- Dapat menjadi palsu jika pemimpin mengalami kesulitan mempertemukan berbagai pendapat.
- Dapat didominasi oleh seseorang atau sejumlah siswa sehingga dia menolak pendapat peserta lain.
C. Ketentuan Penerapan Pembelajaran CBSA
Hakikat CBSA adalah keterlibatan intelektual-emosional siswa secara optimal dalam proses pembelajaran dan setiap proses dapat menemukan kadar CBSA dari suatu proses pembelajaran, maka perlu mengenal terlebih dahulu rambu-rambu penyelenggara CBSA. yang dimaksud dengan rambu-rambu CBSA adalah gejala-gejala yang tampak pada perilaku siswa dan guru baik dalam program maupun dalam proses pembelajaran. ketentuan-ketentuan yang dimaksud adalah :
- Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan
- Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan, dan dorongan-dorongan yang ada pada dirinya
- Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran
- Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
- Keingintahuan yang ada pada diri siswa
- Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa
- Kuantitas dan kualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan mendorong keaktifan siswa.