Halo sobat, kali ini penulis akan mencoba beropini tentang pendidikan namun terlepas dari dogma. Melihat judul yang penulis utarakan, mungkin sedikit nyeleneh dan ada diantara sobat yang menganggap sebagai duri motivasi pendidikan. Namun demikian, tidak penting untuk dikhawatirkan sebab tulisan ini hanya sebatas opini.

Masih Pentingkah Pendidikan Saat Ini

Saya telah mendengar banyak pandangan bahwa pendidikan adalah indikator kesuksesan seseorang. Semakin tinggi pendidikan, maka peluang untuk sukses pun semakin terbuka. Seperti itulah petuah-petuah yang sering saya dengar.
Pendidikan Saat Ini

Atas dasar itu, saya berusaha mengejar apa yang sering dinasehatkan kepadaku tentang pendidikan. Selepas Sekolah Tingkat Atas, saya melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi Negeri di daerahku. Kujalani tingkat demi tingkat semester persemester dan pada waktunya aku lulus dengan predikat Cume Laude sekaligus menjadi lulusan terbaik pada jurusanku.

Baca Juga: Pengertian Pendidikan dan Unsur-Unsurnya

Berselang sepekan saya menjadi alumni di Universitas tersebut, Alhamdulillah saya dipanggil untuk masuk kerja setelah beberapa hari sebelumnya saya dites masuk bersama dengan para pesaing yang lain. Saya mulai mengabdikan diri pada masyarakat tentunya dengan harapan imbalan juga.

Petuah-petuah para tokoh selalu bergeming dalam pikiranku akan pentingnya pendidikan, apalagi saya banyak mengikuti seminar tentang pendidikan yang senantiasa memotivasi kami untuk senantiasa meningkatkan kemampuan diri dalam hal pendidikan.

Dengan semua motivasi tersebut, saya kembali melangkah untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi lagi dengan harapan seperti yang disampaikan para tetuah-tetuah menjadi kenyataan pada diriku. Aku melewati masa-masa kerja sekaligus kuliah dengan baik. Pekerjaan dikantor terselesaikan semestinya dan tugas kuliah pun tuntas dengan baik.

Suatu hari, saya pergi ke kampus untuk mengurus segala adaministrasi penyelesaian termasuk ujian akhir. Sambil menunggu dosen pembimbing, saya salat duhur di masjid kampus. Berselang beberapa saat, aku selesai  dan beranjak keluar masjid.  Namun di sudut masjid kulihat lambaian tangan dari seseorang seiring suara memanggilku. Aku menoleh kesana, seperti kukenal orang yang memanggilku. Kudekati, kuperjelas dan ternya ia adalah kawan lamaku yang sudah beberapa tahun tidak bersua dengannya.

Ia kelihat berbeda dari beberapa tahun yang lalu yang serba lusuh. Ia Nampak meyakinkan sebagai orang yang berada. Kami saling berkisah tentang perjalanan hidup yang masing-masing kami lewati setelah berpisah. Kuceritakan bagaimana saya sampai disitu, karena saya kuliah dikampus tersebut. Ia kisahkan bagaimana ia disitu karena ada tender proyek catering wisuda mahasiswa.

Kawanku tersebut meceritakan bagaimana ia bisa sampai menjadi pengusaha sukses dalam bidang kuliner. Ia tidak kuliah karena tidak ada biaya sehingga ia habiskan waktunya menjual nasi dipinggir jalan. Terkadang pipinya basah terurai air mata ketika melihat mahasiswa menenteng buku berjalan menuju kampus. Hatinya tercabik harapan tak sampai kesana.

Kawanku melanjutkan kisahnya, sampai suatu hari saya bertemu dengan seseorang yang membeli jajananku. Entah kenapa orang tersebut bertanya kepadaku, kamu baik tapi tidak bergairah kenapa?. Aku jawab, tempatku bukan di sini tapi ditempat itu sambil saya tunjukkan kampus impian banyak remaja seusiaku.

Orang tersebut yang kelihatan tak muda lagi menatapku dengan senyum sambil berkata, tempatmu di sini akupun di sini kita berdua tidak di sana. Yang membedakan kita berdua Cuma satu saya sudah pernah di sana sementara kamu akan ke sana. 

Orang tua tersebut melanjutkan, Pendidikan itu penting sebagai pegagang hidup tapi tidak lebih penting dari berjualan sebagai sumber hidup. Beliau kemudian menlanjutkan bahwa, pendidikan seseorang tidak menjamin kesuksesan seseorang. Bahkan pendidikan terkadang menjadi kendala kesuksesan yang mungkin mulai mendekatinya. Faktor gengsi karena tingginya pendidikan, sering menjadikan seseorang enggan memulai langkah sukses dari bawah. Dengan petuah sang orang tua, aku semakin termotivasi berjualan dan Alhamdulillah pohon yang kutanam telah berbuah hari ini.

Baca Juga: Kelebihan Berwirausaha daripada Menjadi Karyawan

Tak terasa waktu semakin melaju, Kawanku berhenti berkisah, dan kami hanya saling bertukaran nomor kontak selanjutnya kami melakukan aktifitas masing-masing. 

Dalam perjalananku pulang, ku tak berhenti merenungkan, apa yang dinasehatkan orang tua tersebut adalah perwakilan pikiranku. Betapa banyak orang yang berpendidikan tinggi namun resah dalah hidup karena tidak diiringi dengan kualitas diri. Sebaliknya, tak sedikit mereka yang tak berpendidikan menuai indahnya masa karena ikhlas ditempa alam.

Dengan demikian, opiniku bahwa pendidikan bukan jawaban atas kesuksesan hidup seseorang. Tingginya pendidikan hanya sebatas lambang bahwa ia pernah sekolah, tidak memastikan bahwa ia akan menggenggam dunia. Jadi, untuk menjawab pertanyaan, masih pentingkah pendidikan saat ini?, maka opiniku adalah “Pendidikan penting sebagai jalan hidup tapi sulit untuk kesuksesan hidup”(AZ).

2 Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak

Ansar Zainuddin mengatakan…
u r welcome brother.