Desain Pembelajaran
Istilah desain hari ini adalah kata yang cukup otoritatif bila ditambah dengan kata lain. Sejalan dengan perkembangan sosial budaya, kata ini kemudian dianggap tidak lagi sepenuhnya dapat mencakup kegiatan, pengetahuan, luasnya dan gengsi profesi. Ada lagi kata 'desain build'. Tetapi bahkan kata itu mengarah pada praktik rekayasa. Ini mungkin lebih mewakili cabang ilmu pengetahuan, profesi, program studi, serta istilah yang digunakan dalam beberapa undang-undang perlindungan intelektual.

A. Definisi Desain Pembelajaran

Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia, yaitu Alat, Fasilitas Terletak Di Antara Dua Pihak. Sedangkan Learning adalah komunikasi dua arah, dimana kegiatan guru sebagai pendidik harus mengajar dan siswa sebagai pembelajar yang terdidik.

For Reigeluth mengatakan bahwa Desain pembelajaran adalah kisi-kisi penerapan teori belajar dan belajar untuk memfasilitasi proses belajar seseorang.

Rothwell and Kazanas merumuskan desain pembelajaran yang berkaitan dengan peningkatan kualitas kinerja seseorang dan pengaruhnya terhadap organisasi.

Desain pembelajaran membantu proses belajar seseorang di mana proses belajar itu sendiri memiliki tahapan langsung dan jangka panjang. Konsep tersebut dikembangkan oleh Gagne Et AL.Gentry mendefinisikan desain pembelajaran sebagai proses yang merumuskan dan menentukan tujuan, strategi, teknik, dan media pembelajaran sehingga tujuan umum tercapai

Jadi penulis menyimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah praktik mempersiapkan media teknologi komunikasi dan konten untuk membantu sehingga transfer pengetahuan dapat terjadi secara efektif antara guru dan siswa.

B. Tujuan, Fungsi, dan Lingkup Desain Pembelajaran

Tujuan desain pembelajaran adalah untuk membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan mengurangi tingkat kesulitan belajar. Hal tersebut dijelakan oleh Morrison.
Sesementara itu, Fungsi Desain Pembelajaran meliputi:
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik (instruktur, guru, dosen, dosen, dll.)
2. Menghasilkan sumber belajar
3. Mengembangkan sistem belajar mengajar
4. Kembangkan Organisasi menjadi organisasi pembelajaran.
Sedangkan Lingkup Desain Pembelajaran yaitu:
1. Pembelajaran (kelompok fokus) yang perlu diketahui termasuk, karakteristik mereka, kemampuan awal dan prasyarat
2. Tujuan Pembelajaran (umum dan spesifik) adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik
3. Learning Analysis, adalah proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan dalam periode makro satu tahun atau mikro dalam satu kegiatan belajar mengajar
5. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada peserta didik
6. Learning Assessment, tentang mengukur kemampuan atau kompetensi yang telah dikuasai atau belum.

C. Model Desain Pembelajaran

Tarkait dengan model desain pembelajaran, terdapat banyak klasifikasi yang dijelaskan oleh para ahli berdasarkan orientasi dari beberapa model desain pembelajaran tersebut. Seperti model pembelajaran yang berorientasi kelas, produk dan model desain pembelajaran yang berorintasi sistem.

Variasi dari model desain pembelajaran tersebut benar-benar dapat bermanfaat bagi kita, beberapa keuntungan termasuk bahwa kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu, kita dapat mengembangkan dan menciptakan model turunan dari model yang ada, atau kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang ada untuk dicoba dan ditingkatkan.
Beberapa contoh model di atas akan dijelaskan lebih jelas dalam hal berikut:

1. Model The Dick and Carrey

Model desain pembelajaran ini termasuk dalam model prosedural. Langkah-langkah Desain Pembelajaran menurut Dick dan Carey adalah:
a. Identifikasi tujuan umum pembelajaran.
b. Lakukan analisis pembelajaran
c. Identifikasi perilaku input dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan kinerja
e. Kembangkan item uji referensi benchmark
f. Kembangkan strategi pembelajaran
g. Kembangkan dan pilih materi pembelajaran
h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
i. Merevisi materi pembelajaran
j. Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif.

2. Model Kemp

Model Kemp termasuk dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam diagram. Secara singkat, menurut model ini ada beberapa langkah dalam persiapan bahan ajar yaitu:
a. Tentukan tujuan dan daftar topik, tetapkan tujuan umum untuk mempelajari setiap topik;
b. Menganalisis karakteristik siswa, untuk siapa pembelajaran dirancang
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan kondisi bahwa dampaknya dapat digunakan sebagai tolok ukur perilaku siswa
d. Tentukan konten materi pelajaran yang dapat mendukung setiap tujuan
e. Pengembangan penilaian awal untuk menentukan latar belakang siswa dan memberikan tingkat pengetahuan pada suatu topik
f. Pilih kegiatan belajar yang menyenangkan dan sumber belajar atau tentukan strategi belajar dan mengajar, sehingga siswa akan menyelesaikan tujuan yang diharapkan
g. Mengkoordinasikan dukungan layanan atau fasilitas pendukung yang mencakup personel, fasilitas, peralatan, dan jadwal untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat bahwa mereka menyelesaikan pembelajaran dan melihat kesalahan dan meninjau beberapa fase perencanaan yang memerlukan evaluasi perbaikan terus-menerus dilakukan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

3. Model ASSURE

Model ASSURE adalah model yang merupakan formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau juga disebut model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri dari enam langkah kegiatan yaitu:
1. Analisis Siswa
Menurut Heinich et al (2005) jika suatu media pembelajaran akan digunakan dengan baik dan disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran, isi pelajaran dijadikan media, media dan bahan pembelajaran itu sendiri. Lebih lanjut, Heinich, 2005 menyatakan bahwa sulit untuk menganalisis semua karakteristik siswa yang ada, tetapi ada tiga hal penting yang dapat dilakukan untuk mengenali siswa sesuai dengan karakteristik umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.
2. Menyatakan Tujuan
Menyatakan tujuan adalah tahap ketika menentukan tujuan pembelajaran berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apa yang telah dipelajari anak-anak dari pengajaran yang dilakukan. Menyatakan tujuan harus difokuskan pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baru dalam pembelajaran.
3. Memilih Metode, media dan bahan 
Terdapat tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media menurut pandangan Heinich, yaitu menentukan metode sesuai dengan tugas pembelajaran diikuti dengan memilih media yang sesuai untuk mengimplementasikan media yang dipilih kemudian media yang telah ditentukan.
4. Penggunaan media dan material 
Menurut Heinich et al, ada lima langkah untuk penggunaan media yang baik, yaitu, pratinjau materi, menyediakan materi, menyediakan lingkungan siswa dan pengalaman belajar
5. Partisipasi Siswa di kelas 
Sebelum siswa dinilai secara formal, siswa perlu dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran seperti penyelesaian masalah, simulasi, kuis atau presentasi
6. Mengevaluasi dan Merevisi
Media pembelajaran yang siap perlu dinilai untuk menguji pembelajaran dan dampak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek termasuk menilai prestasi siswa, pembelajaran yang dihasilkan, metode dan media pemilihan, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan siswa.

4. Model ADDIE

Ada satu model desain pembelajaran yang lebih umum, yaitu model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya adalah ADIDE, yang menjadi pedoman dalam membangun alat dan infrastruktur pelatihan yang efektif dan untuk mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu:
a. Analisis
Pada fase ini, siswa melakukan penilaian kebutuhan mengidentifikasi masalah dan melakukan analisis tugas. Oleh karena itu, keluaran yang akan kami hasilkan adalah dalam bentuk karakteristik atau profil calon peserta yang mempelajari identifikasi kesenjangan kebutuhan dan analisis tugas terperinci berdasarkan kebutuhan.
b. Desain 
Tahap ini juga dikenal sebagai pembuatan desain. Layaknya sebuah bangunan, maka sebelum membangun gambar desain di atas kertas harus ada terlebih dahulu. Tahapan dalam fase desain iniyaitu: Pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, terukur, berlaku, dan realistis). Selanjutnya kompilasi tes, di mana tes harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Maka tentukan strategi pembelajaran yang tepat harus seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang bisa kita pilih dan tentukan yang paling relevan. Selain itu, pertimbangkan juga sumber pendukung lainnya, seperti sumber belajar yang relevan, seperti apa lingkungan belajarnya, dan sebagainya. Semua itu terkandung dalam dokumen yang disebut cetak biru yang jelas dan terperinci.
c. Pengembangan
Pengembangan adalah proses mewujudkan cetak biru alias desain menjadi kenyataan. Artinya, jika desain membutuhkan perangkat lunak dalam bentuk pembelajaran multimedia, maka multimedia harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul perlu dikembangkan. Demikian juga, lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semua harus disiapkan pada tahap ini. Langkah penting dalam fase pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Fase uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Evaluasi formatif lebih tepat, karena hasilnya digunakan untuk meningkatkan sistem pembelajaran yang kami kembangkan
d. Implementasi 
Implementasi adalah langkah konkret untuk mengimplementasikan sistem pembelajaran yang kami buat. Artinya, pada tahap ini segala sesuatu yang telah dikembangkan dipasang atau diatur sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya sehingga dapat diimplementasikan. Misalnya, jika Anda memerlukan perangkat lunak tertentu, perangkat lunak tersebut harus diinstal. Jika pengaturan lingkungan harus pasti, maka lingkungan atau pengaturan tertentu juga harus diatur. Kemudian diimplementasikan sesuai dengan skenario atau desain awal.
e. Evaluasi 
Fase evaluasi dapat terjadi pada salah satu dari empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada masing-masing dari empat tahap di atas disebut evaluasi formatif, karena tujuannya adalah untuk kebutuhan revisi. Misalnya, pada tahap desain, mungkin kita perlu satu bentuk formatif evaluasi misalnya review pakar untuk memberikan masukan pada desain yang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu menguji produk yang kami kembangkan atau mungkin perlu mengevaluasi kelompok kecil dan lainnya.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Dengan evaluasi, kita dapat menentukan poin yang harus diterapkan selanjutnya untuk keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.