A. Pengertian Aqsam Fil Qur'an

Berdasarkan keterangan dari bahasa, aqsam merupakan format jamak dari kata qasam yang berarti sumpah. Sedangkan secara menurut keterangan dari istilah aqsam dapat ditafsirkan sebagai ungkapan yang digunakan gunamenyerahkan penegasan atau pengukuhan sebuah pesan dengan menggunakanucapan-ucapan qasam. Namun dengan pemakaiannya para berpengalaman ada yang melulu yang memakai istilah al-Qasam saja laksana dalam buku al-Burhan fi Ulumil Qur’an karangan imam Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi. Ada pun yang mengidofatkanny dengan al-Qur’an, sampai-sampai menjadi Aqsamul Qur’an laksana yang digunakan dalam buku al-Itqan fi Ulumil Qur’an karangan Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Kedua istilah itu hanya bertolak belakang pada konteks pemakaian katanya saja, sementara maksudnya tidak jauh berbeda.

Kalau demikian maka yang dimaksud dengan aqsamul Qur’an ialah salah satu dari ilmu-ilmu mengenai al-Qur’an yang mengkaji mengenai arti, maksud, hikmah, & rahasia sumapah-sumpah Allah yang ada dalam al-Qur’an. Selaindefinisi diatas, qasam bisa pula ditafsirkan dengan gaya bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan sebuah pesan atau pengakuan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih. Dalam Al-Qur’an, ungkapan untuk mengemukakan qasam adakalanya dengan menggunakan kata aqsama, & kadang-kadang dengan memakai kata halafa.

Contoh pemakaian kedua kata tadi antara beda sebagai berikut:

Artinya: “(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangunkan Alla)kemudian mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; & mereka menduga bahwa mereka akan mendapat  suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.” (QS. Al-Mujadilah: 18).

Artinya: “Sesungguhnya sumpah itu ialah sumpah yang besar bila kamu Mengetahui”.(Al-Waqi’ah: 76)

B. Macam-Macam Aqsam Fil Qur'an

Berdasarkan keterangan dari Manna’ Khalil al-Qaththan, qasam tersebut adakalanya zhahir (jelas, tegas) & terdapat kalanya mudmar (tidak jelas, tersirat). Zhahir merupakan sumpah yang didalamnya dilafalkan fi’il qasam & muqsam bih, laksana ada pada QS al-Qiyamah (75) : 1-2 b

Sedangkan mudhmar yakni yang didalamnya tidak diterangkan fi’il qasam & tidak pula muqsam bih, namun ia ditunjukan oleh “lam taukid” yang masuk ke dalam jawab qasam, laksana ada pada QS. Ali imran (3) : 186

Sumpah yang dilaksanakan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an berkisar antara dua hal. Dia bersumpah dengan Diri-Nya yang mengindikasikan kebesaran-Nya. Dalam urusan ini ada tujuh ayat dalam Al-Qur'an.

Pertama: "Orang-orang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidakbakal dibangkitkan. Katakanlah: 'Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar anda akan dibangkitkan, lantas akan dikabarkan kepadamu apa yang telah anda kerjakan.' Yang demikian itu ialah mudah untuk Allah." (At-Taghabun: 7). Kedua: "Katakanlah: 'Pasti datang, demi Tuhanku yangmemahami yang ghaib, bahwasannya kiamat tersebut pasti bakal datang kepadamu ...'." (Saba’: 3). Ketiga: "& mereka menanyakan kepadamu: 'Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?' Katakanlah: 'Ya, demi Tuhanku,bahwasannya azab itu ialah benar & anda sekali-kali tidak dapat luput (daripadanya)'." (Yunus: 53). Keempat: "Demi Tuhanmu, bahwasannya akan Kami bangkitkan merka bareng syaithan, lantas akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut." (Maryam: 68). Kelima: "Maka demi Tuhanmu, Kami tentu akan menanyai mereka semua." (Al-Hijr: 92). Keenam: "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak berimansampai mereka menjadikan anda hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, lantas mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang anda berikan, & mereka menerima dengan sepenuhnya." (An-Nisa’: 65). Ketujuh: "Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur lokasi terbit & terbenamnya matahari, bulan & bintang;bahwasannya Kami benar-benar Maha Kuasa." (Al-Ma’arij: 40). Dia bersumpah dengan makhluk-Nya. Pada unsur ini cukup tidak sedikit dalam Al-Qur'an, seperti: "Demi matahari & cahayanya di pagi hari (1) & bulan bilamana mengiringinya (2) & siang bilamana menampakkannya (3) & malambilamana menutupinya (4) & langit serta pembinaannya (5) & bumi serta penghamparannya (6) & jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)." (Asy-Syams: 1-7).

"Demi malam bilamana menutupi (cahaya siang) (1), & siang bilamana terang benderang (2), & pembuatan laki-laki & wanita (3)." (Al-Lail: 3-1).

"Demi fajar (1) & malam yang sepuluh (2) & yang genap & yang aneh (3) & malam bila selesai (4)." (Al-Fajr: 1-4).

"& bilamana binatang-binatang liar dikoleksi (5), & bilamana lautan dipanaskan (6), & bilamana roh-roh dipertemukan dengan tubuh (7),bilamana bayi-bayi wanita yang dikubur hidup-hidup ditanya (8), sebab dosa apakah dia dibunuh (9), & bilamana catatan-catatan (amal perbuataninsan ) dimulai (10), & bilamana langit dibinasakan (11), danbilamana neraka Jahim dikobarkan (12), & bilamana surga didekatkan (13), maka tiap-tiap jiwa akan memahami apa yang dikerjakannya (14), sungguh Aku bersumpah dengan bintang-bintang." (At-Takwir: 5–15).

"Demi (buah) Tin & (buah) Zaitun (1), & demi bukit Sinai (2)." (At-Tin: 1-2).

Dan, sekali Allah bersumpah dengan Nabi Muhammad saw. sebab kedudukan & kemuliaannya di sisi Allah (HR Ibnu Abbas), yakni dalam surah Al-Hijr ayat 72. Sementara, sumpah untuk hamba Allah tidak boleh, kecuali denganmenyinggung nama Allah, laksana sabda Rasulullah saw. "Barang siapa yang bersumpah dengan di samping Allah, maka Dia telah mengerjakan Syirik." (HR Ahmad).

Dari segi ungkapan, Aqsam Fil Al-Qur'an terkadang memakai jumlah khabariyah (bersifat berita) & model ini terbanyak, laksana firman Allah SWT, "Maka demi Tuhan langit & bumi, bahwasannya yang dijanjikan itu ialah benar-benar (akan terjadi) ...." (Adz-Dzariyat: 23). Terkadangpun menggunakan jumlah thalabiyah (bersifat permintaan), laksana firman Allah SWT, "Maka demi Tuhanmu, Kami tentu akan menanyai mereka semua. Tentang apa yang mereka lakukan dahulu." (Al-Hijr: 92-93).

Terkadang sumpah tersebut menggunakan sesuatu yang ghaib seperti misal di atas. Terkadang pula memakai sesuatu yang nyata laksana sumpah matahari, bulan, malam, siang, langit, bumi, dll. Sumpah tersebut terkadang dikatakan tanpa jawaban karena supaya lebih mantap, laksana firman Allah SWT, "Demi langit yang memiliki gugusan bintang. & hari yang dijanjikan, & yang menonton & yang disaksikan. Binasa & terlaknatlah orang-orang yang menciptakan parit." (Al-Buruj: 1-4). 

Dan, yang sangat sering ialah sumpah dengan melafalkan jawabannya,laksana firman Allah SWT, "Demi matahari & cahayanya di pagi hari .... Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya ...." (Asy-Syams: 1-9). Demikian pun firman Allah, "Demi (buah) Tin & (buah) Zaitun .... Sesungguhnya Kami sudah menciptakan insan dalam format yang sebaik-baiknya." (At-Tin:1-4).

C. Huruf-huruf Aqsam Fil Qur'an

Huruf-huruf yang dipakai untuk qasam terdapat tiga yaitu:

1. huruf wawu
Seperti dalam firman Allah SWT:

Artinya: “Maka demi Tuhan langit & bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu ialah benar-benar (akan terjadi) laksana Perkataan yang anda ucapkan.” (QS. Adz-Dzariyat:23)

2. huruf ba
laksana firman Allah SWT:

Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat” (QS. Al-Qiyamah: 1)

Bersumpah dengan memakai huruf ba dapat disertai kata yangmengindikasikan sumpah, sebagaimana misal di atas, & boleh pula tidak menyertakan kata sumpah, sebagaiman dalam firman Allah SWT:

Artinya:“ Iblis menjawab: “Demi dominasi Engkau aku bakal menyesatkan mereka semuanya” (QS. Shaad: 82)

Sumpah dengan menggunkan huruf ba dapat menggunakan kata teranglaksana pada dua misal di atas, & dapat pula memakai kata pengganti (dhomir) sebagaimana dalam perkataan keseharian:

3. huruf ta
seperti firman Allah SWT:

Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya anda akan ditanyai mengenai apa yang telah anda ada-adakan.”(An-Nahl: 56).

Sumpah dengan memakai huruf ta tidak boleh memakai kata yangmengindikasikan sumpah & setelah ta mesti dilafalkan kata Allah atau rabb.

D. Unsur-unsur Aqsam Fil Qur'an

Qasam terbagi menjadi tiga bagian yaitu adat qasam, muqsam bih & muqsam ‘alaih.

1. Adat qasam
Adat qasam dalah saghat yang digunkan untuk mengindikasikan qasam, baik dalam format fi’il maupun huruf laksana ba, ta, & wawu sebgaai pengganti fi’il qasam. Contoh qasam dengan menggunakan kata kerja,contohnya firman Allah SWT:

Artinya: “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: “Allah tidak bakal akan membangunkan orang yang mati”. (tidak demikian), bahkan (pasti Allah bakal membangkitnya), sebagaisebuah janji yang benar dari Allah, bakal tetapi banyak sekali manusia tiada mengetahui. “(QS. An-Nahl ayat 38)

Adat qasam yang tidak sedikit dipakai dalah wawu, sebagaimana firman Allah SWT: Artinya: “Demi (buah) Tin & (buah) Zaitun & demi bukit Sinai.” (QS. At-Tin: 1-2) Sedangkan eksklusif lafadz al-jalalah yangdipakai untuk pengganti fi’il qasam ialah huruf ta laksana dalam firman Allah SWT: Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya aku akan mengerjakan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah anda pergi meninggalkannya.

2. Al-Muqsam bih
Al-Muqsam bih yakni sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah dalam al-Qur’an terdapat kalanya dengan menggunakan nama yang Agung (Allah), & terdapat kalanya dengan memakai nam-nama ciptaanNya. Qasam dengan memakai nama Allah dalam al-Qur’an melulu ada dalam tujuhlokasi yaitu:

a. QS. Adz-dzariyat ayat 43 d. QS. Maryam ayat 68
b. QS. Yunus ayat 53 e. QS. Al-Hijr ayat 92
c. QS. At-Taghabun ayat 17 f. QS. An-Nisa ayat 65
g. QS. Al-Ma’arij ayat 40

Misalnya firman Allah SWT:
Artinya: “& mereka menanyakan kepadamu: “Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah: “Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu ialah benar dananda sekali-kali tidak dapat luput (daripadanya)”.(QSYunus ayat 53) Di samping pada tujuh lokasi dia tas, Allah menggunakan qasam dengan nama-nama ciptannya laksana dalam firman Allah SWT: Artinya: “Maka aku bersumpah dengantempat beredarnya bintang-bintang”. (QS. Al-Waqi’ah: 75)

3. Al-muqsam ‘alaih kadang pun disebut jawab qasam
Muqsam ‘alaih adalahsuatu pengakuan yang datang mengiringi qasam,bermanfaat sebagai jawaban dari qasam. Di dalam Qur’an ada dua muqsam ‘alaih, yakni yang dilafalkan secara tegas atau dibunag. Jenis yang kesatu ada dalam ayat-ayat sebagai berikut: Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.& awan yang berisi hujan, & kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, & (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu tentu benar, & Sesungguhnya (hari) pembalasan tentu terjadi.” (QS. Adz-Dzariyat: 1-6) Jenis kedua muqsam ‘alaih atau jawab qasam dihilangkan/dibuang karenadalil sebagai berikut: Pertama, di dalam muqsam bih nya telah terkandungarti muqsam ‘alaih.

Kedua, qasam tidak membutuhkan jawaban sebab sudah dapat dicerna dari redaksi ayat dalam surat yang ada dalam al-Qur’an. Contoh jenis ini dapatdisaksikan mislanya dalam ayat yang Artinya: “Demi masa-masa matahari sepenggalahan naik, & demi malam bilamana telah sunyi (gelap).” (QS. Ad-Dhuha: 1-2).

Di samping dari unsur-unsur & redaksi sumpah itu di atas, yang sangat fundamental ialah rukun sumpah yang adalahunsur-unsur sumpah muncul. Nashruddin Bai& mengungkapkan bahwa rukun sumpah terdapat 4, yaitu: Muqsim (pelaku sumpah). Muqsam Bih (sesuatu yang digunakan sumpah). Adat Qasam (alat guna bersumpah). Muqsam “Alaih (berita yang dijadikan isi sumpah atau disebut pun dengan jawab sumpah)

E. Tujuan Aqsam Fil Qur'an

Qasam adalahsalah satu penguat ucapan yang masyhur guna memantapkan & memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al-Karim diturunkan untuk semua manusia, & insan mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Di antaranya terdapat yang meragukan, terdapat yang mengingkari & terdapat pula yang amat memusuhi. Karena tersebut dipakailah qasam dalam Kalamullah, untuk menghilangkan keraguan, melenyapkan, kesalahpahaman, mendirikan hujjah, menguatkan khabar danmerealisasikan hukum dengan teknik paling sempurna.

Berdasarkan keterangan dari Manna al-Qhaththan, destinasi qasam Fil al-Qur’an ialah sebagai berikut.

1. Bagi mengukuhkan & mewujudkan muqsam ‘alaih. Karena itu, muqsam ‘alih berupa sesuatu yang pantas untuk dijadikan sumpah, laksana hal-hal yang tersembunyi, andai qasam tersebut dimaksudkan untuk memutuskan kebenaran.

2. untuk menyatakan tauhid atau guna menegaskan kebenaran al-Qur’an.